MAKASSAR, suaraya.news — Angka kasus positif Covid-19 dalam beberapa hari terakhir di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan.
Hal ini disebabkan sejumlah faktor, seperti gencarnya tenaga medis melakukan testing, baik itu dengan rapid test maupun PCR, untuk menekan laju curva Covid-19.
Juga dilakukan penelusuran kasus atau tracking, sehingga setelah ditemukan, dilakukan karantina khususnya bagi mereka yang OTG. “Ini tentu dapat memutus potensi penyebaran yang lebih luas,” ungkap Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah, Jumat, 12 Juni 2020.
Saat ini, kata Gubernur, dari 24 kabupaten kota di Sulsel, ada 4 kabupaten kota yang menjadi episentrum utama, yaitu Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Maros dan Luwu Timur.
“Kami bersama-sama dengan seluruh Tim Gugus Tugas baik dari Provinsi maupun Kabupaten Kota terus melakukan tracking secara masif, sehingga dengan trend kenaikan ini mudah-mudahan sebagai pertanda baik. Bahwa semakin aktif kita melakukan tracking kontak, semakin aktif melakukan testing baik itu rapid maupun PCR, ke depannya akan cukup menekan angka pertambahan kasus di Sulsel,” tegas Gubernur.
“Mari doakan dan terus memberikan semangat kepada tenaga medis dan Tim Gugus Tugas kita agar apa yang telah dilakukan dapat membuahkan hasil yang baik untuk daerah kita,” harap Gubernur.
Sementara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (Gugus Tugas Nasional) mencatat penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 per hari ini, Jumat, 12 Juni 2029, totalnya menjadi 36.406.
Itu setelah ada penambahan sebanyak 1.111 orang. Kemudian untuk pasien sembuh menjadi 13.213 setelah ada penambahan sebanyak 577 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal menjadi 2.048 dengan penambahan 48.
Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, menjelaskan, jika dirincikan dari 5 wilayah dengan penambahan kasus per hari ini, Provinsi Jawa Timur menjadi yang tertinggi yakni 318 kasus baru, DKI Jakarta 93, Sumatera Utara 88, Sulawesi Utara 65, Kalimantan Selatan 60.
“Kalau kemudian kita lihat sebarannya, maka angka ini didominasi oleh penambahan kasus di Provinsi Jawa Timur sebanyak 318 kasus. Namun juga pada saat yang bersamaan melaporkan bahwa yang sembuh adalah 72 orang, kemudian DKI Jakarta 93 kasus baru dan 120 sembuh,” jelas Yuri.
“Kemudian Sumatera Utara 88 kasus dan belum ada laporan sembuh, Sulawesi Utara 65 kasus belum ada laporan sembuh, Kalimantan Selatan 60 kasus dengan 15 sembuh,” lanjutnya.
Sementara data provinsi 5 besar dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif adalah mulai dari DKI Jakarta 8.740 orang, Jawa Timur 7.421, Jawa Barat 2.572, Sulawesi Selatan 2.582, Jawa Tengah 1.876 dan wilayah lain sehingga totalnya 36.406. (*)