PAREPARE, suaraya.news — Sejak wabah virus Corona merebak, berbagai sektor terkena dampak termasuk sektor pariwisata.
Padahal sektor pariwisata merupakan salah satu sumber kontribusi pendapatan daerah bagi Kota Parepare.
Parepare, kota terbesar kedua di Sulawesi Selatan, tempat lahirnya Presiden ke-3 RI, Prof. Dr. ING. Bacharuddin Jusuf Habibie, mengandalkan sektor pariwisata.
Karena itu, menuju tatanan kehidupan normal baru produktif dan aman Covid-19, Pemerintah Kota Parepare melalui Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar), merancang pembenahan dan pemulihan industri kreatif dan pariwisata.
Kepala Disporapar Parepare, Amarun Agung Hamka mengatakan, berbagai inovasi siap dilakukan untuk menyambut new normal sektor pariwisata, salah satunya dengan penerapan protokol kesehatan serta pelibatan Satuan Tugas Pariwisata (Satgas Pariwisata Kota Parepare) di objek wisata.
“Salah satunya kita terapkan di objek wisata unggulan Salo Karajae, sebagai lokasi pelaksanaan event yang masuk dalam Top 100 Calendar Of Event Wonderful Indonesia 2020,” ungkap Hamka, sapaannya.
Dalam penerapannya nanti, kata Hamka, para wisatawan yang akan menikmati wisata dianjurkan melakukan beberapa tahapan.
Pertama, pemesanan paket wisata dilakukan secara online. Itu untuk membatasi jumlah pengunjung hanya 50 persen dari kapasitas destinasi wisata. “Hanya pengunjung yang telah melakukan proses checkāin yang dapat masuk di objek wisata,” kata Hamka.
Kedua, pengecekan suhu tubuh pada saat memasuki kawasan wisata. Jika ditemukan wisatawan yang bersuhu tubuh terlalu tinggi tidak diperbolehkan masuk.
Ketiga, kewajiban menggunakan masker bagi semua wisatawan di dalam kawasan wisata.
Keempat, wajib mencuci tangan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Yakni membersihkan tangan dengan cairan pencuci tangan atau hand sanitizer, dengan menggunakan sabun pada air yang mengalir sesuai dengan prosedur mencuci tangan yang baik dan benar.
Kelima, para wisatawan harus melewati gerbang sterilisasi yang menggunakan uap dari cairan anti septik.
Keenam, selama menunggu para wisatawan disuguhi persembahan alunan musik tradisional sebagai salah satu cara untuk meningkatkan imun tubuh.
Ketujuh, penerapan physical distancing (pembatasan jarak fisik) di fasilitas pariwisata. Itu dengan melakukan pembatasan fisik minimal 2 meter menghindari droplet atau cairan tubuh yang keluar saat beraktivitas.
Kedelapan, penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata oleh Satgas Pariwisata dengan teknologi terkini. Seperti penggunaan drone yang dapat mengukur suhu tubuh dan mengeluarkan suara imbauan agar tetap mematuhi protokol kesehatan.
Kesembilan, disiplin dalam melakukan sterilisasi seluruh fasilitas wisata yang ada setiap setelah selesai digunakan.
“Dengan hasil penerapan inovasi new normal sektor pariwisata ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang menurun menjadi bergairah kembali,” harap Hamka.
Inovasi Pemkot Parepare membangkitkan kembali sektor pariwisata yang mengedepankan protokol kesehatan ini ikut bersaing dalam lomba inovasi daerah, penyiapan tatanan normal baru produktif dan aman Covid-19 yang diadakan Pemerintah Pusat melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri. (*)