PAREPARE, suaraya.news — Sekolah umum bukan lagi menjadi pilihan utama sebagian siswa di Kota Parepare.
Terbukti, dari data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Parepare, ditemukan ada 533 siswa tamatan SD di Parepare tahun ini memilih masuk di sekolah keagamaan seperti madrasah dan pesantren dibanding SMP umum.
Inilah yang menjadi penyebab kurangnya pendaftar pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMP di Parepare tahun ini.
“Data kami, jumlah tamatan SD dan MI negeri dan swasta tahun ini di Parepare, ada 2.565 orang. Tapi setelah pendaftaran ke SMP, hanya 1.762 orang yang mendaftar. Ditambah yang mendaftar non reguler tamat di bawah 2020 dan pindah domisili, 101 orang, total pendaftar di SMP hanya 1.863 dari kuota 3.008 kursi. Berarti ada 1.145 kursi lowong atau kosong,” ungkap Plt Kepala Disdikbud Parepare, Arifuddin Idris, Rabu, 8 Juli 2020.
Setelah dilakukan penelusuran, ternyata ada 803 anak atau siswa yang tidak mendaftar ke SMP umum.
Dari jumlah 803 itu, ada 328 anak memilih mendaftar ke pesantren dan 205 mendaftar Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Parepare. Totalnya 533 anak yang masuk ke pesantren dan MTs.
“Itu kita pertanyakan langsung ke SD asal dan orang tuanya. Ternyata diketahui ada yang mendaftar ke pesantren di Mangkoso, Sidrap. Dan sekolah Madrasah di Parepare,” beber Arifuddin.
Sisanya dari hasil penelusuran, 154 anak memilih sekolah di luar Parepare, tanpa keterangan 22 orang, tidak lanjut sekolah 26 orang, belum mendaftar 43 orang, dan SMP tidak terdaftar 25 orang.
“Sehingga keseluruhan ada 803 siswa yang tidak mendaftar ke SMP umum. Kalau diratakan 32 siswa perkelas, maka yang hilang itu 25 kelas atau Rombel. Inilah penyebab kurangnya pendaftar di SMP umum, khususnya dari jalur zonasi. Sehingga jalur lainnya yakni prestasi kita maksimalkan,” terang Arifuddin.
Arifuddin menekankan, fenomena banyaknya siswa yang memilih mendaftar di sekolah keagamaan dibanding sekolah umum ini patut dicermati.
“Pastinya ada kelebihan di sekolah keagamaan, sehingga menjadi pilihan siswa. Inilah yang harus dicermati sekolah-sekolah umum. Buatlah inovasi khususnya di bidang keagamaan supaya sekolah umum juga diminati. Perbanyak kegiatan religiusitas seperti pengajian dan lainnya di sekolah umum. Sekaligus mendukung Parepare sebagai Kota Santri dan Ulama,” harap Arifuddin. (*)