PAREPARE, suaraya.news — Pemerintah Kota Parepare menetapkan pelaksanaan salat Idul Adha 1441 Hijriyah atau 2020 Masehi dilakukan di semua masjid di Kota Parepare.
Tidak dilakukan di lapangan, dengan pertimbangan situasi pandemi Covid-19 di Parepare.
Kepastian itu setelah Wali Kota Parepare, Dr HM Taufan Pawe mengeluarkan Surat Edaran nomor 130.7/127/Hkm, tanggal 24 Juli 2020, tentang Pelaksanaan Ibadah Salat Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Kurban 1441 H/2020 M Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid 19.
“Memperhatikan situasi dan kondisi penyebaran Covid-19 di Parepare dan sekitarnya, serta mengingat penambahan kasus pasien positif Covid-19 masih cukup signifikan, maka disampaikan hal-hal sebagai berikut: Takbir keliling ditiadakan, masjid dan musala memperdengarkan kumandang takbir melalui rekaman audio dan pengeras suara dan diikuti oleh masyarakat muslim dengan takbir di rumah masing-masing. Kegiatan salat Idul Adha di masa pandemi Covid-19 tidak dilaksanakan di lapangan. Pelaksanaan salat Idul Adha dilakukan di semua masjid dengan tetap menerapkan secara ketat protokol kesehatan,” demikian di antaranya bunyi isi surat edaran tersebut.
Penerapan protokol kesehatan di masjid diminta kepada panitia atau pengurus masjid menyiapkan petugas untuk melakukan dan mengawasi penerapan protokol kesehatan di area tempat pelaksanaan, pembersihan dan disinfektasi di area tempat pelaksanaan, membatasi jumlah pintu atau jalur masuk dan keluar tempat pelaksanaan guna memudahkan penerapan dan pengawasan protokol kesehatan.
Masjid juga diminta menyediakan fasilitas cuci tangan, sabun atau hand sanitizer di pintu atau jalur masuk dan keluar, menyediakan alat pengukur suhu tubuh, dan jika ditemukan jemaah bersuhu tubuh 37,5 derajat celcius dalam 2 kali pemeriksaan dengan jeda waktu 5 menit, maka tidak diperkenankan memasuki area pelaksanaan.
Kemudian di dalam masjid diterapkan jaga jarak atau pembatasan jarak antar jemaah dengan memberikan tanda khusus minimal jarak 1 meter.
Mempersingkat pelaksanaan salat dan khutbah Idul Adha tanpa mengurangi ketentuan syarat dan rukunnya.
Juga tidak mewadahi sumbangan atau sedekah jemaah dengan cara menjalankan kotak, karena berpindah-pindah tangan rawan terhadap penularan penyakit.
Sementara ketentuan bagi setiap jemaah adalah harus dalam kondisi sehat, membawa alat salat atau sajadah masing-masing, menggunakan masker saat keluar rumah, berada di area masjid, hingga kembali ke rumah. Jemaah diminta menghindari kontak fisik seperti bersalaman atau berpelukan.
Sedangkan silaturahmi, halal bihalal atau open house tidak dilaksanakan secara fisik, namun dapat diganti dengan silaturahmi melalui media elektronik/media sosial.
Surat edaran juga mengatur secara ketat penyembelihan hewan kurban yakni harus tetap menerapkan protokol kesehatan dengan mengedepankan jaga jarak fisik (physical distancing) dan ketentuan lain untuk menjamin keamanan dan kesehatan.
Sebelumnya, Pemerintah telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1441 H jatuh pada Jumat, 31 Juli 2020.
Ketetapan ini disampaikan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi usai memimpin Sidang Isbat (Penetapan) 1 Dzulhijjah 1441 H yang digelar Kementerian Agama, di Jakarta, Selasa 21 Juli 2020.
Menurut Menag, keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan hasil hisab posisi hilal dan laporan rukyatul hilal. Lebih dua belas pemantau mengatakan melihat hilal dan telah disumpah.
Rukyatul Hilal ini mengonfirmasi hasil hisab bahwa hilal di seluruh Indonesia berada di atas ufuk, antara 6 derajat 51 menit sampai dengan 8 derajat 42 menit. (*)