PAREPARE, suaraya.news — Di era kepemimpinannya sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan, Taufan Pawe ingin menjadikan Golkar partai modern.
Taufan Pawe menekankan, sudah saatnya hentikan terlalu banyak beretorika, karena banyak gebrakan yang dilakukan Golkar justru diterjemahkan dengan baik oleh partai-partai di luar Golkar. Padahal Golkar adalah partai besar yang jaya pada masanya, sehingga masyarakat saat ini merindukan Golkar masa lalu.
“Saya kaji selaku Ketua DPD I Partai Golkar terpilih, setiap pemimpin punya masa, dan setiap masa punya pemimpin. Saya punya masa 7 tahun bersama Golkar Parepare, dan hasilnya berbeda karena pendekatan berbeda,” ungkap Taufan Pawe saat meluncurkan rapid test massal secara gratis bagi masyarakat Parepare di Sekretariat DPD II Golkar Parepare, Selasa, 29 September 2020.
Taufan mengaku ingin mengubah paradigma di Golkar. Bahwa kader itu adalah subyek penyandang hak dan kewajiban. Seorang kader tulen, kata dia, kewajibannya adalah membesarkan partai. Dan pada akhirnya karena mampu membesarkan partai, dia akan menuntut haknya. “Sebagai pimpinan partai punya penilaian apakah dia memang sudah menjalankan kewajiban sebagai kader, sebagai fungsionaris. Karena dia sudah menjalankan kewajibannya, makanya haknya kalau mau jadi Caleg harus prioritas, mau jadi kepala daerah harus prioritas. Bahkan kalau ada kader Golkar mau jadi Ketua RT palabei (kasi lewat). Jangan lagi bebankan kewajiban, karena sekarang dia meminta haknya,” tegas Taufan terkait paradigma yang ingin diubahnya.
Dengan perubahan paradigma itu, kata Taufan, Golkar tampil sebagai partai modern. Karena itu, dia ingin membangkitkan semangat militansi semua kader untuk besarkan Golkar. “Prinsip saya jangan masa lalu jadi beban untuk menatap ke depan. Karena Golkar ke depan ingin jadi partai modern,” tekan Taufan.
Sembari Taufan juga menyinggung bahwa ada yang menyebutnya sebagai sosok yang keras. Namun dia menimpali bahwa beda keras dan tegas. Dia pun mencontohkan bagaimana tegasnya dia di Maros. “Saya tidak mungkin biarkan ada kader Golkar maju menjadi calon kepala daerah, tapi mesin partai tidak bergerak. Itu yang saya lakukan di Maros, membangkitkan semangat militansi kader untuk memenangkan calon usungan Golkar,” ungkit Taufan.
Di penghujung arahannya, Taufan mengingatkan bahwa Golkar adalah sahabat pemerintah. Namun menjadi mitra yang kritis bagi pemerintah. “Saya simbol partai. Saya mandataris partai untuk tingkat Sulsel. Apa yang saya buat adalah kebijakan DPP (Golkar). Kebijakan mandataris utama kita Pak Airlangga (Ketua Umum DPP Golkar),” tandas Wali Kota Parepare dua periode ini. (*)