MAKASSAR, suaraya.news — Guru Besar Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Farida Patittingi menyebut, Wali Kota Parepare Dr HM Taufan Pawe (TP) sebagai role model sebuah kepemimpinan.
Prof Farida mengakui pernyataannya itu cukup beralasan. Itu karena kemajuan Kota Parepare sebelum dan setelah Taufan Pawe memimpin sangat jauh perbedannya. Kota Parepare saat ini menjadi salah satu daerah paling maju di Sulsel.
Hal itu dia ungkapkan saat Dialog Akhir Tahun 2021 Pemkot Parepare yang digelar di Hotel Novotel Makassar, Rabu malam, 22 November 2021.
“Bagi saya, Wali Kota Parepare merupakan role model kepemimpinan. Bagaimana Kota Parepare maju di tangan beliau dengan visi industri tanpa cerobong asap. Ini tidak mengada-ada, kita bisa lihat penghargaan beliau selama delapan tahun kepemimpinannya meraih 200 lebih penghargaan,” ungkap Prof Farida.
Prof Farida menjelaskan, kesuksesan Taufan Pawe dalam memimpin Kota Parepare tak lepas dari latar belakangnya sebagai profesional hukum. Sejak awal, TP menerapkan tiga pondasi dasar penyelenggaraan pemerintahan yang baik yaitu taat asas, taat administrasi, dan taat anggaran.
“Beliau dari awal selalu menerapkan prinsip good governance. Seluruh SKPD wajib menerapkan tiga ketaatan, ditambah dengan koordinasi para pengguna anggaran dengan konsultan dan tenaga ahli. Sehingga wajar selama beliau memimpin Kota Parepare mudah meraih WTP,” tegasnya.
Dekan Fakultas Hukum Unhas ini mengapresiasi permasalahan-permasalahan hukum yang ada di Pemkot Parepare bisa terselesaikan baik, khususnya pada aset-aset Pemkot Parepare.
“Alhamdulillah aset-aset Pemkot Parepare sudah terselesaikan dengan baik dan rapi. Berbagai perjanjian-perjanjian yang ada sudah diadendum kemudian menyesuaikan perjanjian yang telah disepakati,” katanya.
Dia juga turut mengapresiasi sinergitas yang telah dibangun Taufan Pawe. Dalam membangun dan mensejahterakan masyarakat, Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel itu selalu melibatkan akademisi dan tokoh masyarakat.
“Kita tahu bahwa Pak Wali ini orangnya cerdas, tetapi masih saja beliau meminta peran kami. Kadang kita berpikir sebenarnya beliau lebih tahu daripada kami khususnya bidang hukum. Tapi itu beliau selalu merendah dan penuh kehati-hatian,” tandas Prof Farida. (*)