Peringati Nuzulul Quran Bersama Prof Hamdan Juhannis, Covid-19 Sadarkan Manusia Tidak Sombong

PAREPARE, suaraya.news — BKMT dan Lazismu Kota Parepare memperingati Nuzulul Quran Bersama Prof Hamdan Juhannis, MA, PhD, Rektor UIN Alauddin Makassar lewat aplikasi zoom meeting, Sabtu malam, 9 Mei 2020.

Ketua BKMT Parepare yang juga Ketua Lazismu Parepare, Hj Erna Rasyid Taufan mengemukakan beberapa poin penting dari ulasan Prof Hamdan Juhannis.

Di antaranya Covid-19 memberikan pembelajaran kepada manusia bahwa manusia adalah makhluk yang sangat lemah di mata Allah Swt. “Jadi jauhkan diri dari sifat kesombongan,” imbuh Prof Hamdan seperti disampaikan Erna Taufan (Erat).

Dengan memperbanyak berdiam diri di rumah dapat merevitalisasi diri karena selama ini manusia disibukkan berbagai kegiatan luar.

“Dengan adanya wabah virus Corona ini kita dapat berkumpul bersama keluarga, mengajak kita agar mengontrol bacaan atau pelajaran anak-anak yang selama ini tidak pernah kita lakukan,” papar Erna menirukan Prof Hamdan.

Home schooling atau sekolah di rumah, kata dia, dengan keadaaan ini memacu orang tua untuk lebih care (peduli) terhadap keluarga.

“Ada penekanan yang disampaikan Prof Hamdan yaitu (jangan sombong). Sesungguhnya manusia tidak berdaya menghadapi virus Corona. Mahluk yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat kasat mata. Amerika, China katanya negara adidaya ternyata tidak berdaya menghadapi Corona. Kita harus mengambil hikmah kata Prof Hamdan jangan melihat dari sisi negatifnya tapi lihat dari sisi positifnya,” pesan Erna.

Hal lain, mungkin di antara bapak-bapak tidak terbiasa jadi imam namun adanya anjuran untuk menetap di rumah memaksa untuk jadi imam sebenarnya yang selama ini hanya jadi makmun.

“Ada nilai yang bisa dipetik dari peristiwa Corona, mengajak kita untuk menjadi orang tangguh dan mandiri menghadapi berbagai macam peristiwa yang terkadang membuat kita tidak siap,” tekan Erna.

Corona memberikan pelajaran kepada para pendidik dan dosen untuk lebih kreatif menghadapi peristiwa ini agar dapat mentransfer ilmunya lewat daring tanpa bertemu secara langsung. “Jadi tenaga pendidik dituntut untuk tidak boleh gaptek (gagap teknologi),” tandas istri Wali Kota Parepare, Dr HM Taufan Pawe ini. (*)