Iwan Asaad, Sekda Kota Parepare, Kajao Mallusetasi

Penulis:
Dr. Muh. Idris Usman
Warga Kota Parepare, Praktisi Pendidikan

Dalam Lontara, tersebutlah seorang ahli panggedereng (ahli ketatanegaraan) yang masih muda bernama Lamellong yang kemudian dengan kecerdasan dan kebijaksanaannya kemudian dikenal dengan Kajao Lalliddong atau Kajao Lalli’do, yang berarti orang cerdik pandai dari kampung Lalliddong.

La Mellong Kajao Laliddong dikenal sebagai penasehat raja yang berperan dalam menciptakan pola dasar pemerintahan di Kerajaan Bone pada abad ke XVI di masa pemerintahan Raja Bone ke VI La Uliyo Bote’E (1543-1568) dan Raja Bone ke VII Tenri Rawe BongkangngE (1568-1584).

La Mellong Kajao Laliddong terkenal dengan pokok-pokok pikirannya tentang hukum dan ketatanegaraan yang menjadi acuan bagi raja dalam melaksanakan aktivitas pemerintahan di Kerajaan Bone.

Dalam lintasan sejarah perjalanan Kerajaan Bone dilukiskan, bahwa betapa besar jasa La Mellong dalam mempersatukan tiga Kerajaaan Bugis, yakni Bone, Soppeng, dan Wajo, dalam sebuah ikrar sumpah setia untuk saling membantu dalam hal pertahanan dan pembangunan kerajaan. Ikrar tersebut dikenal dengan nama “LamumpatuE (perjanjian Tellumpoccoe)” ri Timurung tahun 1582 pada masa pemerintahan La tenri Rawe Bongkangnge.

Pada zaman modern ini, menurut saya, telah lahir seorang Kajao yang sangat mumpuni, cerdas, tegas tapi sangat low profile. Bijak dalam kebajikan dan memiliki kemampuan menata birokrasi dengan baik dalam membantu pemerintahan Kota Parepare yang dinahkodai oleh Bapak Dr. H. M. Taufan Pawe, S.H., M.H., dan Bapak H. Pangerang Rahim mewujudkan Kota Parepare sebagai kota industri tanpa cerobong asap yang berorientasi pada sektor jasa pelayanan kesehatan, pendidikan dan kepariwisataan. Maka tidaklah berlebihan kalau saya menyebut Sekda Kota Parepare, H. Iwan Asaad AP., M.Si. dengan gelar “Kajao Mallusetasi”, orang cerdik pandai dari Mallusetasi.

Mallusetasi sendiri, pada zaman Hindia Belanda, di Kota Parepare, berkedudukan seorang Asisten Residen dan seorang Controlur atau Gezag Hebber sebagai Pimpinan Pemerintah (Hindia Belanda). Dengan status wilayah pemerintah yang dinamakan “Afdeling Parepare” yang meliputi, Onder Afdeling Barru, Onder Afdeling Sidenreng Rappang, Onder Afdeling Enrekang, Onder Afdeling Pinrang dan Onder Afdeling Parepare. Pada setiap wilayah/Onder Afdeling berkedudukan Controlur atau Gezag Hebber.

Di samping adanya aparat pemerintah Hindia Belanda tersebut, struktur Pemerintahan Hindia Belanda ini dibantu pula oleh aparat pemerintah raja-raja bugis, yaitu Arung Barru di Barru, Addatuang Sidenreng di Sidenreng Rappang, Arung Enrekang di Enrekang, Addatung Sawitto di Pinrang, sedangkan di Parepare berkedudukan Arung Mallusetasi.

Melihat komposisi pemerintahan saat ini, di bawah kepemimpinan Walikota Parepare, Bapak Dr. H. M. Taufan Pawe, S.H., M.H. bersama Wakil Walikota, Bapak Pangerang Rahim yang didampingi oleh birokrat ulung dan piawai, H. Iwan Asaad AP., M.Si., Sekda Kota Parepare, saya yakin Kota Parepare akan semakin maju dan berkembang dengan pesat. Itu dengan menjadikan Bapak BJ. Habibie, Presiden ketiga Republik Indonesia yang lahir di Kota Parepare sebagai sumber inspirasi dalam membangun Kota Parepare.

Sebagai masyarakat biasa yang sering berinteraksi dengan pejabat yang ramah dan murah senyum ini, saya mendukung dan turut membantu mempromosikan H Iwan Asaad AP MSi, Sekretaris Daerah Kota Parepare berkompetisi di ajang Anugerah ASN 2020 kategori Pejabat Pimpinan Tinggi (PPT) Teladan.

Berkat kinerjanya yang mumpuni dengan kemampuan birokrasi yang luar biasa, beliau mampu meningkatkan kompetensi birokrat dan mewujudkan budaya birokrasi yang inovatif di Pemerintah Kota Parepare. Selamat dan sukses selalu, Sekda Kota Parepare, Sang Kajao Mallusetasi. (*)