Teken Kontrak Kinerja, Wali Kota Nilai Firdaus Djollong Paham “Penyakit” PDAM Parepare

PAREPARE, suaraya.news — Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Parepare diberikan target dalam bentuk kontrak kinerja.

Tidak mampu mencapai target kontrak kinerja itu, Direktur PDAM Parepare bisa dicopot. Penandatanganan kontrak kinerja menandai pelantikan dan pengambilan sumpah Direktur PDAM Parepare periode 2019-2024, Andi Firdaus Djollong oleh Wali Kota Parepare, Dr HM Taufan Pawe di Auditorium BJ Habibie, Komplek Rujab Wali Kota Parepare, Selasa, 26 November 2019.

“Inovasi atau hal yang baru dalam pelantikan Direktur PDAM berupa penandatanganan kontrak kinerja ini, untuk memproteksi agar jabatan itu terjaga dengan baik,” ungkap Wali Kota Taufan Pawe.

Taufan Pawe mengingatkan, tantangan dan pekerjaan rumah (PR) besar bagi direktur baru PDAM dalam memajukan perusahaan dan melayani pelanggan, karena secara nasional 70 persen pengelolaan PDAM rugi. Itu karena masalah organisasi dan manajemen.

“Waktu wawancara saya panggil jajaran PDAM, pejabat SKPD, untuk menilai dan memilih langsung siapa direktur PDAM. Dan (Firdaus Djollong, red) itulah pilihan terbaik,” beber Taufan Pawe.

Sosok Firdaus Djollong dinilai paham penyakitnya PDAM Parepare, karena pernah jadi pimpinan DPRD Parepare, yang mengetahui langsung soal anggaran dan dana penyertaan modal Pemkot di PDAM.

Karena itu, Taufan berpesan kepada direktur baru PDAM memulai dari titik nol. Sehari pasca dilantik, 27 November 2019, direktur harus lakukan audit khusus untuk tujuan tertentu.

“Ada pintu Inspektorat untuk audit khusus.
Dana penyertaan harus dipertanggung jawabkan. Pengelolaan kita transparankan. Meski sebenarnya PDAM tidak rugi, namun jika dibandingkan dana penyertaan, keuntungan masih sangat jauh,” imbuh Taufan.

Beberapa PR yang menanti direktur baru
PDAM di antaranya tantangan meningkatkan kesejahteraan karyawan, membenahi jaringan perpipaan untuk mengantisipasi kebocoran fisik dan mengatasi kebocoran non fisik akibat ulah perilaku modus oknum di PDAM. PR besar lainnya yang perlu diperhatikan adalah mencari solusi mengatasi kekeruhan air.

“Buat tim kecil pantau kebocoran yang ada.
PDAM harus untung, tapi itu yang kedua, karena yang pertama fungsi sosial. Hak dasar masyarakat mendapatkan air bersih,” tantang Taufan.

“Intinya komitmen untuk mengubah mindset di PDAM. Tapi bukan cuci gudang. Sistem manajemen yang harus lebih tangguh dan modern,” tegas Taufan.

Firdaus Djollong usai dilantik mengakui, tantangan pertama yang harus dilakukan adalah audit khusus untuk tujuan tertentu.

Setelah itu baru masuk ke setiap permasalahan, membenahi apa yang perlu dibenahi hingga melahirkan solusi untuk kemajuan PDAM Parepare.

“Dengan segala kerendahan hati dan senantiasa bertawasul kepada-Nya, izinkan saya memohon bimbingan dan nasihat kepada Pemerintah Kota, DPRD serta semua elemen masyarakat Kota Parepare agar tugas dan amanah sebagai Direktur PDAM yang baru, dapat menghasilkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas layanan penyediaan air bersih sesuai harapan kita semua,” harap Firdaus Djollong. (*)