JAKARTA, suaraya.news — Memperingati Hari Guru Nasional harapannya bukan sebatas seremoni, tapi momentum ini sebagai refleksi, apa yang sudah diberikan negara terhadap kesejahteraan atas dedikasi yang telah diberikan para pengabdi.
Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin berharap, negara harus hadir terhadap kegelisahan guru khususnya di daerah terpencil, baik dari sisi kesejahteraan maupun keterbatasan fasilitas.
”Hati saya campur aduk, ketika mendengar ada guru yang gajinya tak cukup untuk beli beras. Dedikasinya luar biasa untuk anak bangsa,” tutur Azis Syamsuddin, Kamis, 26 November 2020.
Salah satu cerita yang menyentuh hati politisi Partai Golkar itu adalah kisah Ipah Hanipah (41).
Ipah sosok guru honorer yang tegar. Menjalani profesi dengan ketulusan hati. ”Anda bayangkan, 13 tahun Ipah mengabdi. Ipah sosok hebat. Kesabarannya wujud guru sejati. Salam hormat saya untuk Ipah,” imbuhnya.
Ipah mengawali karir sebagai guru geografi di SMA Negeri 1 Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pada 2007.
”Honornya hanya Rp 50 ribu. Dedikasinya luar biasa. Hati saya tersentuh,” tutur Azis Syamsuddin.
Menurut Azis Syamsuddin, masih banyak Ipah-Ipah yang lain. Gambaran pengabdian yang sejatinya tidak pernah menuntut apa yang didapat untuk dirinya apalagi keluarga.
Keteguhan itulah menjadi simbol sebuah perjuangan yang patut mendapatkan apresiasi.
”Lalu apresiasi apa yang layak untuk Ipah dan guru-guru di sana? tidak lain adalah perhatian kita. Perhatian bangsa ini,” ucap Azis Syamsuddin.
Wakil Rakyat dari Dapil II Lampung juga mengucapkan terima kasih kepada guru yang begitu gigih mendatangi rumah siswa, berdiskusi dengan orang tua hanya untuk membantu proses belajar.
”Keterbatasan bagi mereka (guru di daerah, red) bukan penghalang. Semua menjadi bukti bahwa kita semua adalah pewaris para pejuang yang tidak mau menyerah dengan keadaan,” pungkas Azis Syamsuddin. (*)