MUI Klarifikasi Seruan Waspadai Rapid Test Ulama Atasnamakan MUI Pusat, Idris Usman: Itu Hoaks

PAREPARE, suaraya.news — Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat hingga daerah mengklarifikasi beredarnya informasi melalui surat selebaran yang mengatasnamakan MUI pusat.

Dalam selebaran mengatasnamakan Sekretariat MUI Pusat dikeluarkan di Jakarta, 3 April 2020 itu, Sekretaris MUI Pusat menyerukan kepada seluruh MUI provinsi, kabupaten dan kota agar berhati-hati dan waspada dengan diadakannya rapid test Covid-19 terhadap para ulama, kiai, ustaz di seluruh Indonesia.

Sekretaris Umum MUI Parepare, Dr Muh Idris Usman menanggapi selebaran tersebut mengklarifikasi bahwa itu palsu atau hoaks.

“Perlu kami klarifikasi khusus untuk masyarakat Kota Parepare karena sudah ada beberapa masyarakat yang mempertanyakan tentang hal tersebut, kami tegaskan bahwa itu palsu atau hoaks,” tegas Idris Usman, Minggu, 24 Mei 2020.

Idris mengemukakan, dari bentuk suratnya saja sudah dipastikan palsu. Pertama, kopnya berbeda dengan kop MUI Pusat yang resmi, dan kedua, tidak ada yang bertanda tangan di bagian akhir surat.

MUI Parepare, kata dia, juga sudah mengkonfirmasi ke Sekum MUI Sulsel, Prof Dr KH Muhammad Ghalib, dan sudah dikonfirmasi langsung ke Sekretariat MUI Pusat, tegas membantah surat tersebut.

“Menurut hemat kami, jelas ini ada upaya provokasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab dan ingin membenturkan dan mengadu domba antara ulama dan pemerintah. Apalagi di saat kaum Muslimin menyambut hari kemenangan dan saling memaafkan, tiba-tiba muncul berita yang bernada provokatif terkait isu rapid test yang menyudutkan umat Islam dan para ulama,” ungkap Idris.

Sesuai konfirmasi dari Wasekjen MUI Pusat, Amirsyam Tambunan menekankan, bahwa ada yang telah melakukan kebohongan (hoaks dan fitnah). Karena itu MUI menyesalkan beredarnya berita tersebut.

Dalam kabar hoaks tersebut disebutkan, MUI meminta umat Islam hati-hati terhadap upaya rapid test kepada ulama. Surat itu menyebutkan rapid test Covid-19 adalah upaya PKI atas perintah China untuk menghabisi umat Islam.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kota Parepare yang telah melaporkan berita tersebut kepada kami selaku Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Parepare,” imbuh Idris.

Dia menyayangkan, dalam kondisi musibah Covid-19 ini, selalu ada saja yang keras kepala dan buta hatinya dengan mengatasnamakan MUI sebagai wadah berhimpunnya para ulama, zuama dan cendekiawan Muslim tertinggi di Indonesia.

“Alhamdulillah, masyarakat Parepare sudah cerdas dalam bermedia sosial. Mereka langsung melakukan tabayun (konfirmasi) kepada pihak yang berkepentingan untuk selanjutnya kami cross check ke Pimpinan MUI Sulsel untuk diteruskan kepada pimpinan MUI Pusat,” tandas Idris. (*)