Ekonomi Parepare Stabil di Tengah Pandemi, Inflasi Terkendali

PAREPARE, suaraya.news — Perekonomian Kota Parepare tetap stabil di tengah pandemi Covid-19 dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan tercatat selama pandemi, inflasi Parepare masih di angka terkendali yakni 0,14.

Hal ini diungkap Wali Kota Parepare, Dr HM Taufan Pawe dalam rapat virtual bersama para Pimpinan SKPD, Camat, Lurah dan Kepala UPTD lingkup Pemkot Parepare, Rabu malam, 10 Juni 2020.

“Alhamdulillah sampai saat ini kondisi ekonomi kita masih stabil. Bahkan inflasi kita dalam kondisi yang terkendali di angka 0,14. Ini memberikan gambaran jika kondisi Parepare setelah dihantam wabah Covid-19 masih tetap dalam keadaan yang membaik,” ungkap Taufan Pawe.

Ketua Ormas MKGR Provinsi Sulsel ini mengemukakan, kondisi saat ini selain karena kemapanan dan kematangan Parepare dalam mengendalikan inflasi, juga memberikan gambaran jika siklus pangan di Parepare bisa tertangani dengan baik.

Bahkan Parepare diyakini menjadi kota yang sangat siap dan matang soal kebutuhan pangan.

“Sesuai dengan analisis dan koordinasi dengan Bulog Kota Parepare, saat ini pangan kita sangat terpenuhi atau sebanyak 16.638 ton. Sementara kebutuhan stok pangan setiap bulannya di Kota Parepare sebanyak 900 ton. Sehingga dengan kondisi ini dipastikan stok beras kita bisa sampai pada 18 bulan ke depan,” terang Taufan.

Kajian lain, kata dia, telah dipantau kesiapan Parepare dalam menghadapi krisis kemarau yang dinilai akan berpengaruh terhadap stok pangan.

Bukan hanya itu, lanjut Taufan, saat ini juga Pemerintah Kota Parepare dalam melakukan pemantauan kesenjangan rasio, dan standarnya Parepare masih di bawah dari standar kesenjangan rasio yang normal.

“Gini ratio (kesenjangan) kita saat ini memang masih dalam kondisi yang baik. Bahkan standar gini ratio normal tertinggi di angka 0,5 itu kita bisa berada di bawahnya atau berada di angka 0,35,” ulas Taufan.

Karena itu, kata Taufan, menandakan Parepare pada kondisi dan tataran yang stabil. Namun tetap harus waspada dengan kondisi saat ini dan tetap melakukan sejumlah kajian atau simulasi dalam mengendalikan keadaan ke depan.

Terkait kondisi ekonomi saat ini memang ada beberapa sektor yang sangat memberikan dampak domino atas mewabahnya virus ini. Termasuk di antaranya distribusi barang dan jasa, permintaan barang, penurunan daya beli masyarakat, serta perhotelan dan juga sektor pariwisata.

“Yang terganggu saat ini berkaitan dengan barang dan jasa. Itu terjadi karena turunnya daya beli masyarakat, permintaan yang semakin menurun, serta aktivitas perhotelan dan juga pariwisata yang sama sekali tidak berfungsi selama pandemi,” tandas Wali Kota dua periode ini. (*)