PAREPARE, suaraya.news — Wali Kota Parepare yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Parepare, Dr HM Taufan Pawe mengingatkan kepada masyarakat bahwa penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah langkah ekstrem.
PSBB akan membuat banyak aturan ketat disertai sanksi tegas yang bisa membuat masyarakat tidak nyaman.
Langkah sebaiknya adalah mendukung kerja-kerja Tim Gugus Tugas Covid-19 untuk bersama-sama menutus mata rantai penularan Covid-19 di Parepare.
Hal ini diungkap Wali Kota Taufan Pawe usai rapat bersama Tim Gugus Tugas Covid-19 di Posko Induk Terpadu, Rumah Jabatan Wali Kota, Kamis, 7 Mei 2020.
“PSBB itu bukan otoritas Pemerintah Kota, tapi harus diusulkan melalui provinsi ke pusat. Tapi kita sudah kerja-kerja maksimal untuk memutus mata rantai penularan Corona di Parepare,” ungkap Taufan.
Dia mencontohkan, kerja-kerja maksimal Tim Gugus Tugas Covid-19 mendekati tokoh-tokoh masyarakat secara persuasif untuk meniadakan sementara salat Tarawih dan berkumpul di masjid cukup berhasil.
Terbukti, dari 197 masjid di Parepare, tersisa 11 masjid yang masih melaksanakan salat Tarawih. Itupun ke 11 masjid itu akan didekati secara persuasif untuk meniadakan salat Tarawih demi mencegah penyebaran virus Corona.
“Kalau ada Kepala Daerah sudah geleng-geleng kepala berarti dia sudah lempar handuk. PSBB ini jalan ekstrem. Dan akan membuat masyarakat tidak nyaman,” imbuh Taufan.
Karena itu, Taufan meminta dukungan semua masyarakat membantu Tim Gugus Tugas Covid-19 untuk bersama-sama memutus mata rantai penularan Covid-19.
“Saya yakin banyak masyarakat Parepare yang sepikiran dengan saya, untuk bersama-sama memotong mata rantai penularan Covid-19,” tandas Taufan.
Forkopimda termasuk Wakil Wali Kota, H Pangerang Rahim, dan Sekda, H Iwan Asaad hadir lengkap dalam rapat itu. (*)