Jangan Terprovokasi Intimidasi di Papua, Azis Syamsuddin Sampaikan Bela Sungkawa

JAKARTA, suaraya.news — Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin menyampaikan rasa keprihatinannya yang dialami dua pelajar menjadi korban penembakan orang tak dikenal (OTK) di Sinak, Kabupaten Puncak.

”Hari ini (kemarin, red) saya berada di Medan. Ada pesan masuk. Dari kejadian itu, korban atas nama Amanus Murib kondisi kritis, sementara Atanius Murib meninggal dunia. Jujur saya sedih mendengar ini,” ungkap Azis Syamsuddin, dalam rilis yang diterima, Minggu, 22 November 2020.

”Dari lubuk hati paling dalam, saya menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya. Kepada keluarga korban, saya berharap tetap tabah. Meski saya yakin kepergian itu, begitu menyayat luka bagi kerabat terutama orang tua,” terang Azis Syamsuddin.

Kedua korban, sambung Azis Syamsuddin merupakan pelajar SMA yang ada di Kabupaten Puncak. Dari kejadian ini, Papua akan terus menjadi sorotan dunia.

”Apakah KKB yang menjadi pelaku penembakan terhadap warga sipil di Sinak, atau ada unsur dan pelaku lain di luar itu. DPR berharap aparat kepolisian bertindak cermat, tidak gegabah dalam melaksanakan tugasnya,” pinta Azis Syamsuddin.

”Kepada aparat kepolisian tetap berhati-hati dalam menjaga situasi. Dalam kondisi darurat apapun, kita harus tenang. Karena disinyalir, aksi semacam ini diduga bermotif intimidasi,” ungkap politisi Partai Golkar tersebut.

Kepada masyarakat, Azis Syamsuddin berpesan, untuk tidak terprovokasi dengan tetap meningkatkan kewaspadaan.

”Jangan sampai oknum terkait berupaya memutarbalikkan fakta dengan menuduh aparat keamanan sebagai pelakunya. Dan menjadikan Papua terus di bawah bayang-bayang ancaman,” terangnya.

Dikatakan Azis Syamsuddin, pemutarbalikan fakta dan playing victim melalui media massa selalu menjadi trik dari kelompok pro-KKB dan pendukungnya di dalam dan luar negeri untuk menyudutkan pemerintah Indonesia.

”Dari peristiwa ini, jangan pula kita balas dengan kekerasan. Teruslah mencari jalan keluar dengan melibatkan tokoh-tokoh Papua. Lakukan dialog, lakukan diskusi, dengan mengedepankan musyawarah, bukan arogansi,” pungkas Azis Syamsuddin. (*)