MAKASSAR, suaraya.news — Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulawesi Selatan Taufan Pawe menyikapi masih adanya riak yang terjadi pasca Musda Golkar Sulsel.
Dalam arahannya pada tasyakuran nasional HUT ke-56 Partai Golkar di Hotel Claro, Makassar, Rabu malam, 21 Oktober 2020,
Taufan Pawe mengemukakan, Musda sudah selesai. Yang jadi masalah sekarang adalah kepengurusan.
“Saya terpilih secara musyawarah mufakat, tidak bisa diganggu gugat. Pada 21 Agustus saya sudah masukkan (draf kepengurusan) di DPP. Apakah saya harus keluarkan dokumen foto (rapat formatur). Di Golkar, kita sudah dewasa, jangan saling memojokkan. Sadarlah di atas langit masih ada langit. Tidak ada yang hebat di dunia,” tegas Taufan dalam arahannya disambut tepuk tangan riuh, elite, fungsionaris, kader, tokoh, dan simpatisan Golkar yang hadir.
Taufan menekankan jika dituding berbohong, siapa yang dia bohongi. “Ini wilayah politik. Saya berusaha tidak lepas dari konsistensi,” kata Taufan, meyakinkan.
Taufan mensugesti bahwa semua di Golkar adalah orang-orang baik, jadi sebaiknya masalah diselesaikan dengan baik-baik. “Orang yang teriak teriak di jalan itu tidak sekelas dengan kita,” imbuh Taufan yang berlatar belakang praktisi hukum ini.
Taufan hanya mengingatkan, bahwa tidak ada badai yang tidak terlewatkan. Karena itu dia meminta semua kader Golkar perkuat barisan. Keadaan ini akan terlewatkan dengan situasi baik-baik.
“Jujur saya katakan, Pak Ketum Airlangga (Hartarto) menanyakan kepada saya kenapa ada pendudukan Kantor Golkar. Saya katakan itu untuk memancing saya keluar (menerima mereka). Tapi saya tidak akan keluar (menerima mereka). Saya akan diam. Saya akan berkontempelasi. Sehingga akhirnya akan terlihat seperti apa orang-orang yang ada di barisan Taufan Pawe,” ungkap Wali Kota Parepare dua periode ini. (*)